Kita hidup di zaman serba cepat, serba canggih, dan... serba AI.
Sekarang, teknologi kecerdasan buatan (AI) bukan cuma urusan robot atau film sci-fi, tapi udah masuk ke hal-hal sehari-hari: dari nulis artikel, bikin caption, meeting virtual, edit video, sampai bantuin kita milih kata pas lewat fitur smart writing. Dan semua itu butuh perangkat yang bisa ngimbangin. Bukan cuma sekadar "nyala", tapi benar-benar mendukung semua aktivitas digital kita yang makin kompleks.
Nah, di situlah saya sadar kalau selama ini nulis pakai HP saja rasanya udah makin nggak cukup. Bukan cuma karena layarnya kecil, tapi karena makin banyak alat kerja yang sekarang butuh tenaga laptop beneran. Laptop yang kuat, cerdas, dan fleksibel. Yang bisa diajak kerja cepat bareng AI, tapi juga enak dibawa kemana-mana. Pokoknya, saya butuh partner kerja yang bisa membantu saya produktif, tidak peduli saya lagi ngetik di rumah, di kafe, atau di perjalanan.
Pejuang Jempol dan Keinginan Naik Level
Sebagai penulis konten sekaligus penulis blog, saya terbiasa berhadapan dengan kalimat demi kalimat setiap hari. Tapi lucunya, senjata utama saya selama ini… cuma HP.
Yap. Selama ini saya nulis artikel, nulis blog, sampai ngedit konten klien, semuanya dari HP. Bukan karena niat hidup minimalis, tapi karena ya… emang belum punya laptop aja. Hiks.
Nulis di HP itu semacam olahraga jari campur sabar. Tidak ada hanya itu, ada banyak drama juga yang harus dilalui yang kadang bikin tertawa meringis kadang juga bikin mau nangis.
Pernah suatu malam saya lagi nulis artikel dan sudah dapat banyak paragraf. Tiba-tiba HP saya nge-lag, dan semua draft yang udah saya tulis selama satu jam... hilang. Poof! Sedih banget. Saya bengong. Jempol saya pegal. Hati saya patah. Mata saya juga udah pedih karena ngetik sambil tiduran. Mau emosi tapi sama siapa, yang bisa hanyalah bersabar dan nulis ulang.
Dan jangan tanya betapa sering saya salah ketik karena auto-correct yang tidak tahu malu.
Saya mau nulis “suka, eh yang keluar malah “sukarela”. Fix klien saya pasti mengernyitkan dahi kalau baca.
Pernah juga saya ngetik sambil rebahan, eh HP jatuh tepat ke hidung. Saya langsung istighfar sambil ngelus-ngelus tulang hidung buat mengurangi rasa sakit.
Tapi ya begitulah hidup, meski penuh perjuangan, saya tetap nulis. Karena nulis itu bukan cuma pekerjaan, tapi sudah jadi bagian dari diri saya. Cieee.
Laptop Impian: Tipis, Ringan, Kencang, dan Pastinya ASUS
Dari drama nulis menggunakan HP, lama-lama saya sadar saya butuh naik level.
Saya butuh laptop.
Dan bukan laptop sembarangan.
Saya butuh… ASUS.
Kenapa ASUS?
Karena selain awet dan performanya kenceng, desainnya juga cakep. Cocok banget untuk menemeni penulis ‘matre’ seperti saya, yang ingin nulis sambil tampil kece di coffee shop (padahal pesen kopi cuma satu, duduk tiga jam).
Dan dari semua laptop yang saya intip-intip, hati saya jatuh ke ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA).
Kenapa?
Karena laptop ini bener-bener dirancang buat orang seperti saya: yang butuh perangkat tipis, ringan, bisa diajak kerja serius, tapi tetap gaya dibawa kemana-mana.
ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8 core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.
Bayangin ya…
Pagi-pagi, saya buka laptop ASUS saya yang super ringan dan cepat nyalanya.
Keyboard-nya empuk, jari saya bisa nari-nari seperti di iklan.
Mata saya nggak sepedih waktu ngetik di HP, karena layarnya udah anti-glare.
Dan saya bisa buka 10 tab sekaligus tanpa takut laptopnya hang.
Saya bisa menulis artikel sambil mendengarkan lagu, membuka referensi, dan sesekali ngecek saldo rekening (meski tetap kosong). Pokoknya hidup terasa lebih profesional.
Dan bagian paling menyenangkan?
Saya bisa bilang ke orang-orang:
“Yes, I’m a writer. And yes, I write with my ASUS laptop now.”
Pesona Laptop ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA)
1. Mobilitas Tanpa Drama
Saya pernah mikir, “Laptop tipis pasti performanya biasa aja.” Tapi ternyata dunia teknologi sudah berubah. Sekarang, performa tinggi nggak selalu berarti tebal dan berat.
ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406SA) membuktikan itu. Laptop ini cuma setebal 1,1 cm dan beratnya cuma 1,2 kg! Bahkan lebih ringan dari berat beban hidup saat tagihan kebutuhan pada datang. Tapi meski super ramping, laptop ini tetap gahar di dalam.
ASUS Zenbook S 14 OLED (UX5406SA) merupakan salah satu laptop AI dengan performa NPU 45+ TOPS.
Desainnya premium banget karena pakai material eksklusif Ceraluminum™, yang selain tangguh, juga cakep banget. Tipisnya bukan tipis kaleng-kaleng, tapi tipis yang tetap kokoh dan mewah. Cocok banget buat saya yang pengen terlihat profesional tapi tetap praktis.
2. Produktivitas Naik Level
Dulu saya sering mikir: "Ah, ngetik doang mah semua laptop juga bisa."
Ternyata beda. ASUS Zenbook ini bukan cuma buat ngetik, ini laptop yang siap nemenin saya menyelesaikan berbagai hal lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih mudah.
ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8 core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.
Dengan kekuatan itu, saya bisa nulis sambil buka aplikasi editing, buka tab referensi sebanyak-banyaknya, dan tetap mulus tanpa lag. Bahkan tombol Copilot-nya langsung terkoneksi dengan AI Windows, jadi tinggal klik buat cari ide, ringkasan, atau bantuin revisi naskah. Produktivitas saya? Auto ngebut.
3. Visual dan Audio yang Bikin Betah Nulis (dan Rebahan)
Jujur ya, selain performa, saya juga pengen punya laptop yang enak dipandang. Nah, layarnya ASUS Zenbook S 14 OLED ini bukan main: 3K OLED 120Hz. Warnanya tajam, kontrasnya dalam, dan sudah sertifikasi Pantone segala. Jadi nulis sambil menyusun konten visual pun jadi makin nyaman.
Belum lagi audionya. Dengan 4 speaker Harman Kardon dan dukungan Dolby Atmos, saya bisa sambil ngetik ditemani musik lo-fi favorit. Suaranya jernih, kaya, dan bikin suasana nulis lebih hidup.
4. Baterai Awet
Saya paling males bawa charger ke mana-mana. Untungnya ASUS Zenbook ini punya baterai 72Wh yang kuat banget. Dari tes yang dilakukan, bisa dipakai kerja lebih dari 18 jam. Tidak heran sih, prosesor Intel® Ultra-nya memang efisien parah.
Membayangkan bisa duduk di kafe dari pagi sampai sore, nulis, browsing, edit, semuanya tanpa ribet cari colokan. Hidup pun jadi lebih fleksibel.
5. Penampilan Profesional
Ada dua warna kece yang bisa dipilih: Zumaia Gray dan Scandinavian White. Dua-duanya kelihatan elegan dan bersih, cocok buat yang pengen tampil minimalis tapi tetap eye catching. Jadi walaupun kerja dari mana saja, penampilan tetap meyakinkan (biar klien percaya).
Kesimpulan
Dulu pikiran saya itu nulis sama dengan jempol pegal, mata lelah, draft ilang.
Sekarang, bayangan saya tentang nulis udah berubah:
Laptop ASUS Zenbook S 14 OLED ini ibarat asisten pribadi, setia, ringan, kuat, dan selalu siap mendukung saya jadi lebih produktif (dan lebih keren juga sih).
Bagi saya, ini bukan cuma soal punya laptop, tapi soal punya partner kerja yang benar-benar mengerti kebutuhan saya.
Dan kalau kamu juga butuh laptop yang tipis tapi super kuat, bisa kerja seharian tanpa ribet, dan tampil profesional tanpa harus kelihatan kaku, ya ASUS Zenbook S 14 OLED ini jawabannya.
Yuk, upgrade hidup dan kerja bareng ASUS.
Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog ASUS 45+ TOPS Advanced AI Laptop yang diadakan oleh Travelerien.
Posting Komentar